Virus Hendra, Epidemiolog: 7 dari 10 Orang yang Terpapar Meninggal

JAKARTA (PNC)  – Baru-baru ini ilmuwan di Griffith University Australia menemukan varian virus Hendra baru yang bisa menular ke manusia. Virus terdeteksi di urine kelelawar berkepala hitam dan abu-abu yang menyebar di Australia New South Wales hingga Queensland.         Peneliti menyebut virus Hendra dominan ditemukan akhir Mei hingga akhir Agustus. Meski begitu, penularan diyakini bisa terjadi di semua musim. Para ahli tengah menganalisis bagaimana penyebaran varian HeV-g2.

Epidemiolog Dicky Budiman menyebut virus Hendra sebenarnya sudah lama ditemukan, merupakan penyakit endemi yang hanya ditemukan di sejumlah wilayah. Sejak dilaporkan 1994 silam, virus Hendra tercatat memiliki angka kematian di atas 50 persen, baik pada hewan dan manusia.

Virus Hendra berasal dari kelelawar pemakan buah, ‘korban’ terpapar paling banyak dilaporkan pada hewan kuda. Kuda yang terinfeksi akibat terpapar kotoran dari kelelawar pemakan buah umumnya mengalami kondisi fatal. Sekitar 80 persen dari total kasus tak tertolong. Ancaman serupa juga mengintai manusia.

“Pada manusia pun 70 persen kalau terpapar ya mematikan, 7 dari 10 orang manusia yang terkena virus Hendra ini meninggal,” beber Dicky dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Selasa (17/5/2022).

Dicky meminta masyarakat khususnya mereka yang memiliki peternakan mewaspadai penularan virus Hendra. Pasalnya, virus bertahan di kotoran hewan selama empat hari.

“Gejalanya pada manusia itu mestinya demam, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, sama seperti penyakit flu disertai dengan meningitis atau encephalitis atau peradangan pada otak, bila berkembang yang menyebabkan nyeri kepala, demam tinggi, dan juga kejang sampai koma,” ungkap dia.

Apa sebenarnya virus Hendra?

“Untuk diketahui bahwa Hendra virus ini sebetulnya penyakit yang menjadi endemi di flying fox, flying fox ini semacam kelelawar yang memakan buah-buahan dan di Australia khususnya ini menjadi satu temuan yang sudah lama di tahun 90an kenapa ini manusia terpapar Hendra virus ini?,” jelas Dicky.

“Karena si flying fox ini atau kelelawar buah ini itu sering menginfeksi kuda, dan ketika menginfeksi kuda karena kotorannya yang dari si flying fix atau fruit bat ini mencemari makanan yang dikonsumsi kuda dan akhirnya mematikan,” pungkas Dicky.

Kabar baiknya, virus Hendra jarang sekali dilaporkan. Bahkan, tidak ada negara yang rutin mencatat satu kasus setiap tahun. Kunci pencegahannya, menjaga lingkungan khususnya peternakan tetap bersih setiap hari. Virus Hendra juga belum dilaporkan menular antarmanusia.