Sejarah Penampakan Piring Terbang di Indonesia, Disangka Pesawat Canggih Milik Musuh: Bung Karno Percaya Fenomena  UFO

Ilustarsi (Dok: merdeka.com)

JAKARTA (PNC)  – Tahun 1964, pemerintah Republik Indonesia (RI) pernah disibukan oleh adanya pesawat asing dari luar angkasa yang kerap hilir-mudik di kota-kota besar seperti Surabaya. Sempat dicurigai sebagai pesawat tak berawak kepunyaan Inggris.

Beberapa waktu lalu, sebuah video penampakan benda aneh di langit Malang viral di aplikasi TikTok. Tayangan tersebut memperlihatkan suatu benda berbentuk pipih mirip pringan hitam yang diperkirakan Obyek Terbang Aneh (UFO).

Belakangan terungkap jika video itu merupakan hasil editan. Demikian keterangan Ketua BETA UFO Reza Wardhana kepada detik Jawa Timur.

Namun sejatinya penampakan UFO, bukan hal asing dalam sejarah republik ini. Sejak 1950-an laporan kehadiran benda terbang aneh itu banyak berdatangan dari berbagai pelosok Indonesia. Demikian menurut J. Salatun dalam buku UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini.

Disangka Pesawat Inggris

Tokoh perintis terbentuknya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu mengisahkan bagaimana benda-benda terbang tak dikenal tersebut kerap mengunjungi Surabaya dan sekitarnya pada 18 sampai dengan 24 September 1964.

Hebatnya, penampakan mereka berlangsung secara serempak dan bisa dilihat, bukan saja lewat radar namun juga secara langsung oleh mata banyak orang.

“Benda-benda tak dikenal itu mulai beraksi sesudah matahari terbenam dan menghilang jelang fajar menyingsing,” ungkap Salatun.

Masyarakat Surabaya sempat dibuat panik oleh kehadiran benda-benda aneh tersebut. Mereka menduga benda-benda aneh itu adalah pesawat-pesawat canggih milik Inggris yang sedang menjalankan perang urat syaraf.

Sebagai catatan, antara tahun 1964-1965, lewat program Dwi Komando Rakyat (Dwikora) Indonesia tengah berkonfrontasi dengan Malaysia dan Inggris.

Tembakan Artileri Anti Serangan Udara

Para saksi mata mendeskripsikan UFO-UFO itu adalah benda hitam yang kadang memperlihatkan ekor api yang lebih panjang dari api gas buang pesawat pancargas.

Kendati bentuk badannya disembunyikan gelapnya malam, namun mereka memancarkan lampu yang sangat terang di bagian bawahnya.

Dikisahkan seorang penerbang AURI yang suatu malam tengah berada di dekat Porong, melukiskan UFO-UFO itu sebagai bulat seperti rambu lalu lintas akan tetapi menyala merah padam dan tampak melayang secara cepat ke arah Surabaya.

Pasukan pertahanan udara Surabaya pernah menghujani ‘pesawat-pesawat aneh’ itu dengan tembakan artileri anti serangan udara. Alih-alih jatuh tertembak, UFO-UFO itu seperti tak terpengaruh dengan peluru-peluru kaliber besar itu.

Yang ada malahan pecahan peluru-peluru itu mengenai penduduk hingga jatuh korban luka-luka. Lantas bagaimana reaksi pihak militer Indonesia sendiri mengenai fenomena tersebut?

Bung Karno Percaya UFO

Pada 29 September 1964, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) mengeluarkan rilis jika benda-benda aneh itu adalah pesawat-pesawat tak berawak milik musuh yang tengah melakukan psywar. Kohanudnas mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena soal itu sedang ditangani oleh pihak militer Indonesia.

Bahkan Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena merasa perlu angkat bicara.

“Dia menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak menimbulkan suasana yang keruh serta dilarang membuat desas-desus dan tafsiran-tafsiran,” demikian menurut Salatun dalam bukunya.

Selaku penasehat ilmiah Menteri/Panglima AU, Salatun sendiri sempat dipanggil oleh Presiden Sukarno untuk membahas soal itu. Hal tersebut dibenarkan oleh Guntur Sukarnoputra saat dia hadir sebagai narasumber dalam acara diskusi online tentang UFO yang diadakan oleh BETA UFO pada 17 Maret 2021.

Menurut Guntur, Bung Karno sendiri mempercayai adanya fenomena UFO itu. Secara pribadi, mereka berdua malah pernah mendiskusikan soal adanya mahluk luar angkasa yang memiliki kecerdasan otak di atas rata-rata manusia itu, dengan Salatun.

“Kalau saya enggak salah ingat, Bapak sendiri pernah bilang kepada Pak Salatun jika masalah UFO ini jangan dulu diekspos, karena masyarakat kita masih belum bisa menerima adanya UFO,” ungkap Guntur.***