KUPANG (PNC) – Kontingen Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Provinsi Maluku, Siwalima berhasil meraih juara umum pada Pesparani Tingkat Nasional ke-II di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan di Gedung Kerohanian Bunda Maria Kupang.
Dari hasil perlombaan yang dimulai sejak 28 Oktober 2022 tersebut, kontingen Pesparani Provinsi Maluku, berhasil tampil sebagai juara umum dengan membawa pulang 11 medali Emas dan 5 Champion dari 13 kategori perlombaan.
Sementara itu, juara bertahan Kalimantan Timur dan tuan rumah Nusa Tenggara Timur, hanya berhasil mendapatkan 1 Emas.
Pesparani Nasional Ke-II resmi ditutup oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Dr. H. Zainut Tauhid Saadi M.Si.
Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Dr. H. Zainut Tauhid Saadi, M.Si dalam kata penutupannya mengatakan, Pesparani Nasional ke-II ini memiliki makna penting yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan keagamaan bagi umat Katolik.
“Pesparani Nasional ke-II ini memiliki makna yang sangat penting yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan keagamaan bagi umat Katolik melalui persembahan liturgi puji-pujian kepada Tuhan,” ucapnya. Senin (31/10/2022).
Lebih lanjut Wakil Menteri Agama RI mengatakan, bahwa setiap umat katolik diasah untuk diperdalam kualitas spiritualnya serta semakin diteguhkan keimanannya sehingga membawa dampak cinta kasih yang tulus pada sesama umat manusia.
“Pesparani tingkat Nasional ke-II ini terbukti mampu untuk mengobati kerinduan umat Katolik dari segala penjuru nusantara untuk bertemu, berlomba, bertukar ilmu, dan juga bertukar pengalaman,” jelas Zainut.
Seni dan budaya mempunyai daya pikat sekaligus mampu mempersatukan perbedaan seni dan budaya yang sifatnya universal dan dapat dinikmati oleh semua orang.
Kreatifitas dalam kesenian tentu melibatkan pemikiran banyak orang dan hasilnya menambah kecintaan pada sesama dan seluruh umat bangsa dan Pesparani yang diikuti oleh 34 provinsi ini juga menjadi wadah untuk mempersatukan perbedaan.
“Kehadiran 34 provinsi dari seluruh wilayah Indonesia, merefleksikan suasana kesemarakan kehidupan beragama yang memberi makna pengalaman dan pembinaan keagamaan secara terpadu serta menyatu berbagai latar belakang suku, daerah, dan budaya akan memperkaya wawasan kebangsaan persatuan dan kesatuan kita,” terangnya.
Pesparani sesungguhnya menyuarakan Kebhinekaan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta merajut perdamaian dan persaudaraan anak-anak bangsa yang disuarakan melalui forum budaya.
“Pesparani juga merupakan wadah konsolidasi umat katolik se-Indonesia untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan memperkuat toleransi dan moderasi beragama melalui seni dan budaya”.
Kementrian Agama, melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik akan terus mendorong pembinaan dan meningkatkan berbagai ikhtiar untuk mewujudkan pelayanan dan pemberdayaan umat yang semakin baik.
“Partisipasi umat melalui Pesparani akan memberikan warna pada keragaman budaya musik, liturgi dan nyanyian dalam lingkungan gereja Katolik dan mendorong keberadaan Pesparani untuk kita populerkan sehingga bisa diikuti oleh semakin banyak orang dan melalui Pesparani keindahan bukan hanya sekedar terlihat ketika menyanyikan nada yang sama sebaliknya keindahan tercipta melalui harmoni dan kesatuan,” tutup Zainut.
Adapun hadiah yang diterima para pemenang jumlahnya bervariatif, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 30 juta. Sedangkan juara umum berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 50 juta.
Dalam acara penutupan Pesparani Nasional ke-II selain dilakukan pengumuman pemenang, juga dilakukan penetapan Provinsi DKI Jakarta menjadi tuan rumah Pesparani Nasional ke-III tahun 2025 mendatang. (***)