DUMAI (PNC group) – Dalam setiap menyambut dan memeriahkan hari raya Idul Fitri, sudah menjadi tradisi warga di beberapa tempat di Kota Dumai memasang lampu colok dengan menggunakan botol yang diisi dengan menggunakan minyak tanah dan kain, sehingga ketika dinyalakan dengan api akan mengeluarkan cahaya di sekitar rumah mereka dengan berbagai model dan gambar untuk menghiasi pemandangan di malam hari.
Dalam bahasa Melayu, colok (penerang) juga dapat disebut Pelite atau Pelito yakni sejenis lampu teplok yang menggunakan dari kain dan memakai minyak tanah sebagai bahan bakarnya.
Tradisi ini sendiri berawal dari keinginan masyarakat Melayu untuk memberikan penerangan pada malam ke 27 s/d 30 di bulan Ramadhan, yang mana hal tersebut didasari pada kepercayaan masyarakat bahwa pada malam tersebut, roh-roh leluhur akan berkunjung ke rumah-rumah keluarganya.
Selain itu, lampu colok digunakan sebagai penerangan untuk warga yang menuju masjid-masjid dan Surau guna mempermudah akses masyarakat untuk membayar Zakat Fitrah.
Tradisi lampu colok ini masih lestari di Kota Dumai, salah satunya yang dilakukan oleh warga Jalan Nelayan Laut RT. 005 Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat.
Para pemuda yang menamakan diri kelompok “Panglimo Mudo” bersama orang tua, bahu-membahu untuk membangun dan membuat lampu colok sehingga nantinya dapat dinikmati keindahan dan penerangannya oleh warga setempat.
Menurut keterangan Ketua RT. 005 Kel. Pangkalan Sesai Zamri Afdal yakni, kegiatan ini murni keinginan dari para pemuda RT. 005 Jl. Nelayan Laut, yang mana seluruh kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan diketuai dan dilaksanakan oleh pemuda yang masih berumur belasan tahun.
“Kegiatan ini diketuai oleh seorang pemuda, sementara orang-orang tua mereka hanya mensuport dan mengarahkan dalam pelaksanaan pemasangan lampu colok tersebut,” kata Zamri. Selasa (18/04/2023)
Zamri Afdal berharap, dengan kegiatan ini, para pemuda yang ada dapat melestarikan budaya kearifan lokal dan kegiatan-kegiatan positif lainnya sehingga dapat melahirkan generasi-generasi muda sadar budaya. (***)