JAKARTA (PNC) — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan pasien yang telah sembuh dari dugaan hepatitis akut misterius dapat tertular kembali atau mengalami reinfeksi.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut reinfeksi bisa terjadi jika kembali terjadi kontak dengan sumber penularan.
“Sama kayak Covid-19 dulu, kalau sudah pulang bisa kena Covid-19 lagi? Bisa, nah sama seperti hepatitis ini, kalau ketemu lagi sumber penularan yang disebut dengan reinfeksi,” kata Syahril dalam keterangan pers di Gedung Kemenkes di Jakarta, Rabu (18/5).
Meski begitu, ia menegaskan pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari dugaan hepatitis akut misterius tidak akan menulari orang lainnya.
Ia berkata, saat ini pihaknya mencatat ada empat pasien yang telah sembuh dari dugaan hepatitis akut misterius. Pasien diperbolehkan pulang setelah dinyatakan secara klinis tidak memiliki keluhan gejala seperti demam, mual, muntah dan lainnya.
“Ada 4 (orang) yang sembuh dipulangkan, artinya dia sembuh secara klinis tidak ada lagi keluhan dan secara laboratorium normal, dan pasien ini tidak menulari lagi,” ujarnya.
Ia menjelaskan gejala pasien hepatitis akut umumnya ditandai dengan perubahan warna kulit di sekitar mata dan badan yang kuning (jaundice).
“Memang bilirubin meningkat, tapi penyebabnya beda, seperti bayi baru lahir, atau ada juga karena obat-obatan,” ujar dia.
Namun, pihaknya mendeteksi justru (78,6 persen) menjadi gejala terbanyak di Indonesia. Urutan kedua, gejala terbanyak yakni hilangnya nafsu makan (78,6 persen).
Lalu, muntah muntah (71,4 persen), mual (64,3 persen) dan gejala jaundice atau kuning ada di urutan ke lima terbanyak dengan persentase 57,1 persen.
“Untuk jaundice-nya di Indonesia cuma berapa bersen itu. Padahal itu adalah gejala yang paling khas dari hepatitis akut,” kata Syaril dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu (18/5).
Diketahui, total dugaan kasus infeksi hepatitis akut atau misterius di Indonesia per 17 Mei 2022 berjumlah 14 kasus, dari sebelumnya 18 kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 13 kasus berstatus pending dan satu lagi berstatus probable.
“Per tanggal 17 Mei kemarin jadi kita ada 14 kasus,” kata Syahril dalam keterangan pers pada Rabu (18/5).
“Ada pengurangan kasus di probable ternyata setelah dilakukan pemeriksaan, bakteri sepsis bakteri sehingga dia dikeluarkan,” imbuhnya.***
Sumber : cnn indonesia