DUMAI (PNC Group) – Homeschooling HSPE Kota Dumai Riau dengan slogannya “PENDIDIKAN ADALAH PILIHAN DAN SEKOLAH BISA DI MANA SAJA” dalam proses pembelajaran peserta didik, banyak mendapat tantangan baik internal peserta didik dan eksternal peserta didik sendiri di era digitalisasi sehingga faktor eksternal lebih dominan. Senin (10/06/2024)
Hal ini tidak berlaku untuk peserta didik yang bernama Fitria Fatoni Wahyono Putri (17 tahun) yang pada 2023/2024 menyelesaikan studinya di Homeschooling HSPE Kota Dumai dengan Surat Keputusan Kepala Homeschooling HSPE dengan no 007/KEP/PKBM- HSPE/V/2024 dan di nyatakan LULUS dengan Prestasi telah menjadi Hafidzoh Quran Sugro tahun 2023 dan tahun 2024 telah menyelesaikan Tahfidz Quran Qubro 30 Juz yang mana proses ini dilakukan dari tamat Sekolah Dasar melanjutkan ke Pondok Pesantren Tahfidz Quran dan bersamaan masuk ke Homeschooling HSPE Kota Dumai.
Mengembangkan Kecerdasan Setiap Peserta Didik dengan Tes Diagnostik (Psikotest)
Program Homeschooling HSPE Kota Dumai mempersiapkan setiap peserta didik dengan Assessment Tes Diagnostik yang akan mengetahui potensi kecerdasan alami setiap peserta didik dan tentunya sebagai modal untuk pengembangan bakat dan cita-cita serta keinginan orang tua dan peserta didik untuk melanjutkan kuliah berdasarkan kecerdasan alaminya.
Sementara hasil Tes Diagnostik membantu para Pendidik untuk mengetahui gaya belajar siswa apakah siswa punya kecenderungan gaya belajar Kinestetik, Auditori serta visual sehingga cara mengajar akan di sesuaikan dengan gaya masing-masing peserta didik.
Hasil Tes Diagnostik tersebut juga menggambarkan IQ peserta didik sebagai gambaran bagaimana kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam pembelajaran berdasarkan hasil keseluruhan tes Diagnostik tersebut.
Pengembangan pembelajaran yang dilakukan di homeschooling HSPE Kota Dumai berdasarkan potret potensi alami Peserta Didik sehingga para pendidik dalam proses belajar mengajar secara bergantian menggunakan metode yang berbeda tergantung gaya belajar peserta didik.
Media pembelajaran tidak hanya menggunakan model ceramah tetapi teknologi di gunakan dengan adanya fasilitas TV smart yang membantu Pendidik dan peserta didik untuk menemukan titik temu yang menjadikan proses pembelajaran yang menyenangkan serta dirindukan peserta didik.
Selain itu setiap peserta didik dengan karakter tertentu akan diberikan tugas mandiri di rumah, dengan peran serta orang tua dalam hal pembinaan kemandirian seperti tugas sehari hari di rumah seperti, pekerjaan di rumah dalam waktu satu bulan dengan cara evaluasi antara orang tua dan Homeschooling HSPE apakah tugas keseharian di laksanakan atau perlunya motivasi dari pendidik ke peserta didik dalam rangka kemandirian.
Komunikasi terkait permasalahan peserta didik dan pendidik seta Lembaga Homeschooling HSPE dilaksanakan secara periodik artinya boleh setiap hari kerja baik secara lisan atau pertemuan dengan orang tua atau pun lewat komunikasi via Handphone yang menjadikan Lembaga Homeschooling HSPE cepat tanggap terhadap masukan dan diskusi terhadap permasalahan yang ada.
Pemilihan kelas individu menjadi pilihan favorit orang tua di Homeschooling HSPE di karenakan, perkembangan dan kemandirian menjadi prioritas utama karena peserta didik terproteksi karena siswa tidak seramai seperti di sekolah formal, baik negeri maupun swasta yang setiap Pendidik menampung sebanyak 30 peserta didik per kelas, sehingga sangat sulit memantau peserta didik yang banyak, yang berakibat proteksi peserta didik di Homeschooling HSPE terhadap peniruan dengan kenakalan remaja seperti merokok, kata-kata kasar, mencuri, mencontek, tawuran, coret -coretan, minuman keras, narkoba dan yang lainnya bisa dihindari.
Homeschooling HSPE sebagai satu satu Lembaga Pendidikan yang berkontribusi dalam menjadikan peserta didik untuk mandiri dan serta tetap berprestasi.
Makna homeschooling HSPE bagi siswa, diantaranya:
A. Pembelajarannya lebih santai tidak terlalu formal, namun dapat mencapai tujuan yang diharapkan seperti bisa lanjut ke perguruan tinggi setelah lulus dari homeschooling HSPE.
B. Lingkungan belajar lebih nyaman, aman, dan tenang sehingga belajar lebih kondusif serta mudah faham karena jumlah Peserta Didik hanya sedikit dalam kelas.
Adapun makna homeschooling bagi orang tua yakni, adanya pandangan mengenai kebebasan dalam memilih pelajaran yang ingin ditekuni anak, dimana mata pelajarannya tidak harus diambil semuanya.
Penulis : AGUS WAHYONO, S.Pd.
Kepala HOMESCHOOLING HSPE Mahasiswa S2 Magister Pedagogi Universitas Lancang Kuning.