PEKANBARU (PNC) – Emak-emak di Kabupaten Siak mengeluhkan harga bahan pokok yang kian melambung tinggi di pasaran.
Asih (53) warga Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau turut mengeluh dengan naiknya sejumlah harga bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari.
Disampaikan Asih, kenaikan harga bahan pokok tidak dibarengi dengan pendapatan.
“Semua harga bahan pokok untuk makam sehari-hari tinggi, tapi gaji buruh dan harga jual barang tidak naik-naik,” kata Asih di lokasi pasar di Benteng Hulu.
Dikatakan Asih, meskipun harga tinggi ia tetap membeli bahan-bahan tersebut dikarenakan memang kebutuhan setiap harinya. Namun, ia mengurangi jumlah barang pembeliannya di pasar.
“Biasanya beli cabe 3 ons sampai setengah kilo sekarang beli satu ons saja, karena harga cabe merah luar biasa mahal. Sampai mengucap saya,” ungkap Asih.
Tingginya bahan pokok untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari juga dikeluhkan oleh warga lainnya.
Jumiati (45) warga Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura juga turut mengeluh.
Dikatakan Jumi, sapaan akrab ibu dua anak itu, saat dirinya ke pasar dan mendapati harga bahan pokok yang tinggi ia hanya bisa mengucap.
“Harganya astagfirullahaladzim sekarang ini. Mahal semua,” kara Jumi saat ditemui SuaraRiau.id.
Dari rumah Jumi membawa beberapa ratus ribu untuk mendapatkan bahan pokok yang sudah direncanakan dari rumah.
Namun, sesampainya di pasar, Jumi pun terpaksa mengurangi jumlah item yang Ia rencanakan untuk beli.
“Tadinya banyak mau dibeli, karena bawak uang Rp200.000 dari rumah, sampai pasar tak banyak bisa dibeli, karena mahal semua,” keluh Jumi.
Disampaikan Jumi, untuk harga cabai merah yang tadinya berkisar Rp55.000/kilogram saat ini sudah mencapai Rp100.000/kilogramnya.
Tidak hanya itu, untuk harga bawang merah juga mengalami kenaikan menjadi Rp75.000/kilogram, Timun menjadi Rp15.000/kilogram, Tomat saat ini menjadi Rp12.000/ kilogramnya.
“Hampir semua bahan di pasar naik tinggi. Ampun kalau seperti ini terus,” ucap Jumi.
Jumi berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga bahan pokok panganan di pasar. Sebab, kenaikan itu setiap hari bisa terjadi.
“Tolonglah pemerintah untuk cek bahan di lapangan, kenapa bisa naik seperti ini. Kami warga bukan mau minta makan, tapi jalankan saja peran pemerintahnya,” pinta dia.
Hal senada juga dikatakan Sigit salah seorang penjual bahan pokok di pasaran.
Disampaikan Sigit, setelah terjadinya kenaikan harga barang yang ia jual, masyarakat mulai mengurangi jumlah pembeliannya di pasar.
“Biasanya kalau kita stok cabe 5 kilo setiap harinya habis, sekarang 3 kilo aja gak habis,” kata Sigit di tempat jualannya.
Dijelaskan Sigit, setiap harinya ada saja warga yang membeli bahan jualannya ke warung. Namun, karena harga mahal, biasanya beli setengah kilo sekarang warga membeli hanya satu ons.
“Biasanya warga beli dalam jumlah besar, sekarang palingan sedikit-sedikit. Bahkan, Ia pun mengurangi jumlah membeli bahan dari tokeh nya,” tutur Sigit.***