DUMAI (PNC Group) – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pengonsumsian obat yang tepat dan bahaya resistensi antibiotik, Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kota Dumai mengadakan Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi dengan tema “Kenali dan Konsumsi Obat dengan Tepat” yang dilaksanakan secara daring dan dibuka oleh Kepala Loka POM di Kota Dumai, Ully Mandasari. Kamis (14/09/2023).
“Resistensi antimikroba merupakan ancaman global yang tidak boleh diabaikan. Resistensi antimikroba terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur menjadi tahan terhadap obat-obatan yang seharusnya dapat membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme,” ucap Ully Mandasari.
Lebih lanjut, Kepala Loka POM di Dumai menerangkan, dampaknya dapat berakibat serius pada kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya resistensi antimikroba,” ujar Kepala Loka POM di Kota Dumai.
Kepala Loka POM di Kota Dumai berharap, melalui kegiatan ini para peserta dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi resistansi antimikroba, dapat berkontribusi untuk melindungi dan menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sementara itu dr. Dewi Anggraini, Sp.MK yang merupakan Dokter Spesialis Mikrobiologi RSUD Provinsi Riau yang menjadi narasumber pada kegiatan ini menyampaikan, penyebab utama resistansi antibiotik adalah karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat, misalnya minum antibiotik walaupun penyakit yang diderita bukan disebabkan oleh infeksi bakteri melainkan disebabkan oleh virus.
“Untuk mencegah resistansi antibiotik adalah dengan cara menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter dan patuhi anjuran dalam mengonsumsi antibiotik,” ucapnya.
Pemateri lainnya, disampaikan oleh Hendra Alya, PFM Ahli Muda Loka POM Dumai Hendra Alya yang dalam penyampaiannya mengajak masyarakat untuk tepat dalam penggunaan obat, beli obat di sarana pelayanan kefarmasian yang resmi, pemakaian obat harus sesuai dosis dan mengonsumsi obat keras hanya dengan resep dokter.
Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 403 orang yang berasal dari Dumai, Bengkalis, dan kota lainnya dengan rincian peserta terdiri dari masyarakat umum, apoteker Penanggung Jawab (APJ) di sarana pelayanan kefarmasian, pimpinan/pemilik sarana pelayanan kefarmasian, siswa/siswi SMP, Guru, kader puskesmas, Bhayangkari, PIA Ardhya Garini, Persit Kartika Chandra Kirana, Jalasenastri dan IAI.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut karena dapat menambah wawasan dalam mengonsumsi obat dan peserta berharap kegiatan serupa akan diadakan kembali dengan topik yang berbeda. (***)
