Air Mata Mourinho untuk Roma

Pelatih AS Roma Jose Maurinho tak menahan tangis setelah mengantarkan klub juara, dan ini gelar perdana setelah lama tidak lagi juara. f tribun makasar

JAKARTA (PNC) – Jose Mourinho kembali menambah koleksi trofi di lemarinya usai mengantar AS Roma menjuarai Europa Conference League. Dua mantan tim asuhannya, yakni Manchester United dan Tottenham Hotspur diharapkan bisa segera mengikuti jejaknya.

Karier Mourinho sempat dianggap sudah habis, seiring dua kali pemecatan beruntun yang diterimanya saat menangani MU dan Tottenham. Bahkan ada yang menilai bahwa melatih dua tim tersebut bagaikan ‘turun kasta’ untuknya.

Namun Mourinho bukannya tanpa capaian. Bersama MU, ia memenangi Piala Liga Inggris dan Liga Europa pada 2017, serta finis runner-up di Liga Inggris setahun berselang.

Europa League merupakan gelar terakhir yang diraih MU hingga kini. Foto: Mike Hewitt/Getty Images

Malang baginya, ia dipecat pada Desember 2018, usai MU mencatat sederet hasil buruk di musim tersebut. Mirisnya, sejak ia pergi, Setan Merah belum kembali meraih trofi.

Mourinho yang lowong kemudian digaet Tottenham pada November 2019, menggantikan Mauricio Pochettino yang baru dipecat. Di London utara, bisa dibilang ia tak bisa menyelesaikan pekerjaannya selama satu musim penuh.

Pada musim 2019/20, ia masih diwarisi skuad milik Pochettino, dan tak bisa berbuat banyak selain meloloskan Spurs ke Liga Europa. Musim berikutnya, ia tak dibiarkan menyelesaikan musim karena keburu dibebastugaskan pada April 2021.

Ia dipecat kurang dari sepekan jelang final Piala Liga Inggris melawan Manchester City. Tottenham lalu memberikan komando kepada Ryan Mason yang sebelumnya bertugas di tim junior.

Bisa ditebak, Mason yang diberi kesempatan debut melatih tim utama langsung di laga final jelas tak berkutik melawan skuad besutan Pep Guardiola. Meski hanya takluk 0-1, namun yang menonton laga itu tahu selama 90 menit Tottenham tak berdaya.

Gol telat di menit ke-82 dari Aymeric Laporte bisa dibilang hanya menunggu waktu. Sekali tertinggal, Tottenham tak punya kekuatan untuk membalas skor.

Mourinho dipecat Tottenham saat ia punya peluang mempersembahkan trofi tahun lalu.

Mourinho Ukir Sejumlah Rekor Usai Roma Juara Conference League

Kekalahan itu membuat orang bertanya-tanya, bagaimana jadinya andai Mourinho tetap di sana. Namun nasi telah menjadi bubur, The Special One telah pergi dan melanjutkan hidup di tempat lain.

AS Roma lalu merekrutnya di musim panas 2021, dan memintanya membangun ulang tim. Tak ada target tinggi yang diberikan, namun Mourinho sadar ada peluang bagi timnya untuk menjadi juara di Europa Conference League, ajang baru buatan UEFA musim ini.

Di Liga Italia, Roma kalah bersaing, namun masih bisa mengunci tiket ke Liga Europa musim depan. Di Coppa Italia, mereka takluk di hadapan Inter Milan yang keluar sebagai juara. Namun di Conference League, mereka berjaya.

Giallorossi menundukkan Feyenoord 1-0 dalam final yang digelar di Tirana, Albania, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB. Mourinho menegaskan kembali statusnya sebagai pelatih elite di Eropa, dengan tak pernah kalah dalam lima final yang ia jalani, termasuk di Liga Champions dan Liga Europa.

Mourinho pun buka puasa gelar setelah mendapat banyak kritikan selama lima tahun terakhir, sementara MU dan Tottenham masih belum dapat apa-apa. Namun bisa saja hal itu berubah di musim depan.

MU sudah menunjuk Erik ten Hag sebagai manajer baru, yang memiliki rekam jejak bagus sebagai pelatih Ajax Amsterdam. Perubahan jajaran manajemen di tubuh Setan Merah juga diharapkan bisa mengubah kebijakan dalam membangun tim agar lebih mumpuni dan tak asal-asalan.

Sementara itu, Tottenham akan kembali ke Liga Champions musim depan, setelah absen dua tahun. Tangan dingin Antonio Conte, serta kucuran dana sebesar 150 juta Pound diharapkan bisa membantu pelatih Italia itu untuk membangun tim yang bisa memutus dahaga trofi 15 tahun lamanya.

Bisakah MU dan Tottenham meraihnya? Jangan mau kalah dari Mourinho. ***