PEKANBARU (PNC) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengingatkan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar menghindari bujuk rayu bekerja di negara asing dengan gaji yang tinggi lewat jalur pengiriman ilegal.
Hal itu diungkapkan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani saat menemui korban PMI yang diamankan oleh petugas di Bengkalis, Riau. BP2MI sendiri mengapresiasi penangkapan 70 pekerja migran ilegal. BP2MI mengatakan 70 pekerja migran diselundupkan lewat Riau karena daerah lain dijaga ketat.
Benny berharap penggagalan keberangkatan PMI oleh petugas menjadi pelajaran berharga. Dia meminta masyarakat tidak termakan bujuk dan rayu mafia untuk bekerja secara ilegal.
“Hindari bujuk rayu dengan iming-iming gaji yang tinggi dan pemberangkatan secara cepat. Asah kemampuan dan skil sehingga dapat berangkat secara resmi,” kata Benny di Pekanbaru, dilansir detik.com, Sabtu (21/5/2022).
Benny menyebut diamankannya pekerja migran ilegal sebagai bentuk hadirnya negara. BP2MI memastikan akan memberi perlindungan penuh terhadap pekerja asal Indonesia.
“Diamankannya ini, merupakan bentuk kasih sayang dan pelindungan negara kepada PMI dari orang-orang yang berniat jahat. Petugas petugas polisi melakukan pencegahan, itu merupakan bentuk kerjasama dari kami untuk melakukan pelindungan terhadap kalian. Kalau BP2MI tidak menjalankan tugas pelindungan, akan menjadi kesalahan kami.” tutur Benny.
Benny menilai para pelaku yang terlibat dalam kasus penyelundupan pekerja ke luar negeri adalah musuh bersama. Sehingga masyarakat harus sadar dan negara tidak akan tinggal diam.
“Mereka yang selama ini memperdagangkan anak-anak bangsa ini adalah musuh negara. Ini dikelola sindikat dan mafia yang punya modal. Rata-rata mereka yang berangkat tidak resmi sering dijual dari majikan satu ke majikan lain. Mereka dipekerjakan secara paksa dan dieksploitasi,” kata Benny.
Sebagai langkah penanganan, BP2MI juga telah berkoordinasi dengan Jaksa Agung, Kapolri hingga Panglima TNI. Dalam koordinasi itu, ada kesepakatan untuk memiskinkan para pelaku yang terlibat di kasus penyelundupan pekerja migran dari Indonesia.
“Saya sudah bicara sama Kajagung, Kapolri, Panglima TNI hingga Menkopolhukam dan semua sepakat menindak tegas ini. Kita juga sekarang berpikir bagaimana pelaku-pelaku ini dimiskinkan, tidak boleh negara kalah,” katanya.
Terakhir, Benny menyebut ada beberapa alasan pekerja asal Indonesia diselundupkan lewat wilayah perairan di Riau. Di mana biasanya mereka dikirim lewat Asahan, Sumatera Utara.
“Teman-teman Kepolisian, Angkatan Laut di Asahan itu sedang gencar melakukan pencegahan. Mungkin sindikat ini tidak mengirim ke sana karena terproteksi dan pencegahan ketat, mereka bergeser ke Dumai. Kalau di sini terprotek dengan baik, pencegahan kuat mereka akan bergeser ke Jambi atau ke Tanjung Pinang. Tapi kalau ini semua tertutup kita lihat potensi lain,” katanya.***