3 Perusahaan Minyak Goreng Ini Menyusahkan Masyarakat, Akhirnya Terseret Kasus Eskpor CPO

JAKARTA (PNC)  – Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indrasari Wisnu Wardhana ditetapkan sebagai tersangka karena menerbitkan persetujuan ekspor (PE) terkait komoditas crude palm oil atau CPO dan produk turunannya. Selain Indrasari, Kejagung juga menetapkan empat orang sebagai tersangka tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO dan turunannya. Pasalnya, syarat-syarat itu tidak terpenuhi sesuai peraturan perundang-undangan.

Selain empat tersangka ini, ada 3 perusahaan minyak juga ditetapkan sebagai kasus ekspor minyak goreng Berikut profil tiga perusahaan yang menjadi tersangka kasus ekspor minyak goreng: 1. PT Wilmar Nabati Indonesia PT Wilmar Nabati Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan merchandiser minyak sawit serta laurat.

Perusahaan ini juga mengelola perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia. PT Wilmar Nabati Indonesia mengoperasikan sekitar 160 pabrik dan mempekerjakan sekitar 67 ribu karyawan di lebih dari 20 negara. Kejagung menetapkan Direktur Jenderal Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana ditetapkan tersangka karena menerbitkan persetujuan ekspor CPO

Elansir jpnn.com, namun, produksinya fokus di Indonesia, Malaysia, China, India dan Eropa. Baca Juga: Aplikasi Ini Menjadi Salah Satu Syarat Pedagang Mendapatkan Minyak Goreng Curah, Anda Harus Download Perusahaan yang bergerak di bawah pengelolaan Wilmar International Group ini memiliki sejumlah perkebunan yang tersebar di Indonesia, di antaranya Sumatera, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Sejumlah merek minyak goreng produksi Wilmar Nabati Indonesia adalah Fortune dan Sania.

  1. Musim Mas Dikutip dari laman resmi Musimmas, Musim Mas Holdings adalah perusahaan Indonesia yang berkantor pusat di Singapura yang memproduksi minyak sawit. Grup perusahaan ini memiliki salah satu jaringan penyulingan minyak sawit terbesar di dunia dan merupakan salah satu pemain utama dalam industri sabun dan penyulingan minyak nabati di Indonesia.

Grup ini juga memiliki jaringan instalasi tangki di pelabuhan-pelabuhan besar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Musim Mas beroperasi di 13 negara di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Serikat dan melibatkan 37.000 karyawan.

Perusahaan ini memproduksi 600.000 ton minyak sawit mentah per tahun. Sejumlah merek minyak goreng produksi Musim Mas yakni Sanco, Amago, dan Voila.

  1. Permata Hijau Group Dikutip dari permatagroup.com, Permata Hijau Group memiliki perkebunan kelapa sawit, minyak goreng, industri biodiesel dan oleokimia.

Hasil produksi minyak goreng Permata Hijau Group dipasarkan untuk ekspor ke Singapura, Arab Saudi, Afghanistan dan beberapa negara di Amerika Latin Minyak goreng tersebut dikemas dalam jerigen yang diproduksi dengan metode injection moulding. Perusahaan milik Robert Wijaya ini memiliki beberapa cabang perusahaan seperti PT Permata Hijau Palm Oleo (PHPO) yang berlokasi di Belawan, Medan, Sumatera Utara.***