BENGKALIS (PNC) – Jejak harimau kembali terlihat di Bengkalis, Riau. Kali ini jejak harimau itu terlihat sekitar 15 meter dari rumah warga.
Jejak harimau terlihat warga, Kamis (14/4) di Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Pinggir. Saksi bernama Sandy (22) yang melihat jejak harimau tak jauh dari rumahnya langsung kembali dan melapor ke perangkat desa.
“Laporan terakhir kemarin saudara Sandy ini melihat ada jejak harimau di belakang rumahnya. Jaraknya sekitar 15 meter dari rumahnya dan dia langsung pulang,” ucap Kapolsek Pinggir Kompol Meitertika saat dikonfirmasi, Senin (18/4/2022).
Mengutip detik.com, Selanjutnya, Sabtu (16/4) sekitar pukul 13.00 WIB Kapolsek Pinggir dan anggota melaksanakan pengecekan keberadaan jejak harimau. Pengecekan dilakukan tim gabungan dari BKSDA, TNI, Pemerintah Desa Tasik Tebing Serai dan masyarakat setempat.
“Pengecekan keberadaan jejak harimau di Jalan Banjar Baru, Dusun II Tanjung Potai Km 69 Desa Tasik Tebing Serai. Di lokasi ditemukan banyak jejak harimau di dekat rumah-rumah warga,” kata Kapolsek.
Selain jejak harimau, warga juga mengaku dengar suara ayam berkokok bersahutan dini hari. Esok harinya baru terlihat adanya jejak-jejak harimau.
“Dini hari warga dengar ayam berkotek dan bersahutan. Waktu disenter tak telihat, tapi besoknya itulah ditemukan jejak harimau,” kata Maitertika.
Warga Dievakuasi Untuk Hindari Konflik dan Korban Jiwa
Selain memantau jejak dan memasang box trap untuk memindahkan harimau itu, polisi juga telah melakukan evakuasi warga. Warga di dekat kawasan Giam Siak Kecil (GSK) yang jadi habitat asli harimau dievakuasi ke daerah aman.
“Kami bersama BKSDA juga kemarin telah mengevakuasi warga. Jadi warga yang tinggal di dekat kawasan GSK kita minta mengungsi dulu ke rumah-rumah keluarga mereka yang aman dan sudah dilakukan,” imbuh mantan Kapolsek Rumbai Pesisir tersebut.
Sebelumnya, masyarakat di Bengkalis, Riau dibuat geger karena munculnya harimau di sekitar perkampungan. Balai BKSDA Riau menilai lokasi munculnya harimau adalah kawasan hutan lindung yang sudah dirambah.
Balai BKSDA terpaksa memutuskan untuk mengevakuasi harimau itu dari habitat aslinya, karena berpotensi besar konflik dengan manusia. Evakuasi harimau dari rumahnya sendiri itu diklaim sebagai upaya penyelamatan.
“Lokasi itu adalah kawasan hutan. Lokasi hutan itu dirambah, mereka habisi rumah harimau di sana,” terang Plt Kepala Balai BKSDA Riau, Fifin Afriana.
Fifin menyebut di daerah itu juga sedang berlangsung perambahan hutan. Sebab, ada kawasan hutan yang sedang dibabat untuk alih fungsi menjadi perkebunan di cagar biosfer Giam Siak Kecil, Bengkalis tersebut.
“Di sana juga ada yang sedang membuka lahan. Kebakaran hutan memang terus terjadi di sana dan pasti akan jadi kebun. Jadi di sana hanya pondok-pondok orang kerja saja, bukan pemiliknya,” imbuh Fifin.
Fifin mengaku terpaksa memutuskan upaya evakuasi harimau. Sebab, lokasi yang kini menjadi konflik adalah habitat asli harimau sumatera.
“Sebenarnya ini ironi, kami harus lakukan upaya evakuasi harimau di rumah sendiri. Padahal kita harus selamatkan keduanya, kami berharap ini jadi pelajaran bersama,” kata Fifin. ***