ROKAN HILIR (PNC Group) – Dalam upaya pencegahan Stunting, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pelaksanaan aksi Konvergensi Stunting Tahun 2024, di lantai 3 Aula Rapat Kantor Bappeda Jalan Lintas Pesisir Batu Enam Bagansiapiapi, Rohil, Propinsi Riau. Kamis (7/03/2024) .
Rapat koordinasi pelaksanaan aksi Konvergensi Stunting Tahun 2024 selain pejabat fungsional Bappeda juga hadir perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas PMD, Dinsos, Tenaga Ahli Kemendes, Diskominfotik diwakili Aryo Isnan Bidang IKP dan Irfa’i bidang PPID serta dinas lainnya.
“Bappeda Rohil hari ini menggelar Rakor pelaksanaan aksi Konvergensi dengan seluruh perwakilan OPD yang ada sebagai aksi awal dalam pencegahan Stunting,” ucap Kepala Bappeda Rohil Zuhri, S.E melalui Tenaga Muda Fungsional Bappeda Rohil, Nanang Cahyono kepada awak media setelah rapat.
Dikatakan Nanang lagi, sebagai koordinator pelaksanaan pencegahan Stunting Bappeda Rohil berkerjasama dengan Dinas Kesehatan sebagai leader, ada Dinsos sebagai penanganan kesejahteraan, ada Diskominfo sebagai penyebaran informasi, ada Dinas PMD karena pelaksanaan aksi Konvergensi ini menyasar sampai ke pedesaan.
“Pada Rakor pelaksanaan aksi Konvergensi Stunting ini, kita Bappeda Rohil mengundang seluruh perwakilan OPD untuk terlibat dalam pembahasan awal pencegahan Stunting, dimana masing-masing OPD memiliki peran dalam pencegahan stunting ini,” terang Nanang.
Kegiatan ini bertujuan, untuk memperkuat kapasitas kabupaten dalam aksi Konvergensi percepatan penurunan dan pencegahan Stunting melalui Intervensi spesifik dan sensitive dengan meningkatkan Koordinasi Lintas Sektor/Lintas Program dalam percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Rohil.
“Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting adalah Intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama,ini dilakukan dengan menyasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah Stunting,” sebut Nanang.
Penyelenggaraan intervensi ini, baik gizi spesifik maupun gizi sensitif secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan Stunting.
“Rohil sudah berhasil menurunkan angka Stunting, pada tahun 2021 angka Stunting Rohil 29,7 % dan pada Tahun 2022 turun menjadi 14,7 % serta Tahun 2023 kita Rohil sudah bisa menurunkan dari 15 %,” terang Nanang.
Di jelaskan Nanang lagi,angka penurunan Stunting berdasarkan target Nasional Tahun 2024 sebesar 14%,dan Rohil masih kurang 0,7% lagi.
“Mudah-mudahan kita sudah dilakukan survei SKI namun kita belum dapat rilis,Kita berharap di Tahun 2024 ini bisa menekan Stunting di bawah 10%,” terang Nanang lagi.
Nanang menjelaskan, ada 8 (delapan) tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan Stunting dimana yang pertama melakukan identifikasi sebaran Stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
Yang kedua Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan intervensi gizi, kemudian yang ketiga menyelenggarakan rembuk stunting tingkat Kabupaten/Kota, keempat memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
Kemudian yang ke lima tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa, ke enam meningkatkan sistem pengelolaan data Stunting dan cakupan intervensi di tingkat Kabupaten/Kota, ke tujuh melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting Kabupaten/Kota dan delapan melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir,” pungkas Nanang. (Suparmin).